Gunung Bawakaraeng atau Bulu’ Bawakaraeng – satu dari sekian gunung yang ada di sulawesi selatan dengan keindahan yang senantiasa membuat orang selalu ingin kembali kesana, meski jalurnya cukup melelahkan.
Gunung ini menjadi awal cerita perjalanan di tahun 2024. Perjalanan yang penuh romantika. Mulai dari motor yang rusak di jalan, orang-orang baik yang membantu agar motor kembali menyala, hujan dan kabut sepanjang jalur pendakian.
Perjalanan kemarin juga menyimpan banyak tanda tanya di kepala. Bagaimana tidak, niat ingin melihat dan menikmati keindahan alam gunung bawakaraeng justru dipatahkan oleh banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang jalur pendakian. Parahnya lagi, aliran airpun juga terkontaminasi oleh sampah plastik akibat ulah orang-orang yang kurang bertanggung jawab.
Tulisan “water for life” pada sebuah papan berwarna hijau yang terdapat pada aliran sungai di pos 8 sepertinya tidak dipahami oleh sebagian orang. Buktinya, banyak tumpukan sampah di sekitar aliran sungai. Padahal, sungai tersebut adalah tempat beristirahat ternyaman setelah melalui lika-liku perjalanan dari pos 7-8. Jalur yang banyak meruntuhkan semangat para pendaki. Tiba di sungai tersebut, seolah terlahir kembali.
Tidak boleh meninggalkan apapun kecuali jejak - sepertinya juga salah diartikan. Jejak yang dimaksud ialah bekas tapak kaki, bukan plastik sisa makanan atau jas hujan yang sobek karena tersangkut pada ranting pohon. Sangat disayangkan jika perilaku seperti itu dilakukan secara terus menerus.
Siapapun yang membaca tulisan ini dan senang berpetualang kemanapun itu – termasuk ke gunung, ayolah bung! Sampah-sampah sisa makananmu itu jauh lebih ringan dari sebelumnya. Tidak seberat ketika kau bawa naik ke gunung. Bawalah turun, kalau perlu bawa kembali ke titik awal perjalananmu. Jangan tinggalkan di gunung. Orang-orang setelahmu ingin menikmati suasana yang asri dan pemandangan yang indah, bukan menikmati sampah-sampahmu.
Ingin rasanya membawa semua sampah-sampah tersebut turun ke desa terakhir. Namun apa daya, jumlahnya tidak memungkinkan untuk dibawa sendiri. Jikalau ada yang merasakan keresahan yang sama, yok atur jadwal. Kita sapu jalur, sebisanya!