Kamis, 08 September 2022

KATA DAN PAGI

Aku tidak lagi berharap bahwa setiap kata yang kau tulis ditujukan padaku.

Bagimu, kata hanya sekadar kata. Tidak bermakna.

Kata-kata pernah menghiasi setiap pagiku, pagi yang senantiasa kunanti. Meski mendung dan sesekali rinai.

Karenamu, kata dan pagi tidak lagi berarti bagiku.

Senin, 15 Agustus 2022

KEHILANGAN

 


Ada makna dan pelajaran dari setiap kehilangan

Ketika berusia tujuh tahun, ia berpisah dengan orang tuanya. Mereka pindah ke luar kota untuk bekerja. Ia diminta untuk ikut mengantar orangtuanya ke pelabuhan, tapi ia menolak. Ia memilih untuk pura-pura tidur di kamar seorang diri karena tidak siap menerima kenyataan.

Setiap enam bulan sekali, ketika libur semester ia selalu berkunjung kesana. Meski hanya sekitar tiga-tujuh hari. Baginya sudah cukup untuk mengobati pilu dan rindu. Berkumpul dengan keluarga kecilnya yang sederhana.

Masa itu kemudian membentuknya menjadi pribadi yang tangguh dan mandiri. Menjadi berbeda dari anak-anak sebayanya. Sejak masuk sekolah dasar, ia berjalan ke sekolah yang jaraknya lebih 1 KM seorang diri. Sementara teman-temannya yang lain diantar dan didampingi oleh orangtuanya hingga jam pulang sekolah. Mengerjakan PR sendiri. Semua serba sendiri.

Sejak kepergian itu pula, ia menjadi pribadi yang bebas, meski orang-orang menganggapnya liar. Intensitas kehadirannya di rumah mudah ditebak. Pagi sebelum ke sekolah dan siang sepulang sekolah.   Pulang hanya sekadar mandi, lalu berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah, makan dan kerjakan PR lalu pergi lagi. Selebihnya ia habiskan bersama kawan-kawannya. Seperti itulah rutinitasnya setiap hari.

Sekitar sepuluh tahun orangtuanya bekerja di luar kota, hingga akhirnya mereka kembali ke kampung halaman. Kumpul kembali bersama keluarganya. Hari itu ia berdoa dengan penuh harap, semoga tidak adalagi perpisahan selanjutnya.

Beranjak dewasa, ia kembali dipertemukan dengan hari kelam yang tak pernah ia harapkan. Lagi, ia merasa kehilangan. Namun, kali ini bukan orangtuanya yang pergi, tetapi perempuan yang begitu berarti baginya. 

Perempuan yang membuatnya kagum dan jatuh hati. Setiap lembar buku yang ia baca, seolah ada halaman yang hilang dan itu ia temukan dalam diri perempuan tersebut. Sebab, di balik tawa dan senyumnya bersemayam semangat dan harapan.

Berat, iya. Masih berharap, iya. Tapi pilihan perempuan itu sudah bulat. Perempuan itu memilih untuk pergi.

Kepergian perempuan itu membuatnya menjadi seorang pemurung dan sering menyendiri. Ia seolah kehilangan dirinya sendiri. Ia tak pernah membayangkan kejadian seperti itu akan menimpa dirinya. Meski sulit menerima kenyataan, tapi mau tidak mau dan suka tidak suka ia harus menerima kenyataan.

Ia percaya, Tuhan punya cara tersendiri dalam mengatur skenario hidup ciptaannya. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan dan perpisahan tidak semuanya harus ditangisi. Sebab, bisa jadi ia akan dipertemukan dengan perempuan yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti kalimat perpisahan yang diucap perempuan itu “kau pantas bersama perempuan yang tepat”. Dalam hati ia mengucap Aamiin.


Minggu, 14 Agustus 2022

MENGHITUNG HARI BERSAMA ANDESIT

 

Aku Andesit. Bagiku Andesit nama yang istimewa. Meski di Wadas, ia dikeruk habis-habisan. Orang-orang memperjuangkannya, sebab ia begitu berharga bagi masyarakat. Di sanalah masyarakat menggantungkan harapan dan masa depannya. Disana pula sumber kehidupan masyarakat.

Andesit tertarik dengan isu lingkungan. Termasuk persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Wadas. Ketertarikannya mengantarkan ia untuk bergabung dengan sebuah rumah yang dilabeli pecinta alam. Ia ingin belajar banyak hal tentang lingkungan dan segala problematikanya. Ia punya mimpi, suatu hari orang-orang bisa hidup selaras dengan alam. Tidak ada yang mengeksploitasi dan dieksploitasi.

Andesit itu kuat, tapi tidak abadi. Sekuat apapun itu, akan tiba suatu masa ia tidak lagi sekuat hari ini. Hujan akan turun dan mengikisnya secara perlahan. Hujan memberinya pelajaran dan pengalaman yang tak akan ia lupakan.

Andesit jarang menetap. Sejak kecil ia hidup berpindah-pindah. Dari rumah ke rumah. Bukan tanpa sebab, keadaan menjadikannya pribadi yang jarang menetap di rumahnya sendiri. Bukan hanya sekadar numpang hidup, ia juga berusaha untuk menghidupi rumah yang ia diami.

Rumah baru memberinya pemahaman baru, juga masalah baru. Sebagai orang baru, banyak hal yang ia lihat sebagai sebuah masalah dan terus berulang. Mulai dari kegiatan yang itu-itu saja, hingga proses pelaksanaan yang minim persiapan. Padahal, sejak pertama kali bergabung manajemen perjalanan menjadi salah satu materi yang diturunkan. Oleh karena itu, lucu kiranya ketika masih saja gagal dalam perencanaan. Baginya, gagal dalam perencanaan sama saja merencanakan kegagalan.

Hingga suatu hari di rumah yang ia diami, ia ditinggal seorang diri. Andesit dipaksa menghadapi masalah seorang diri. Hal yang tak pernah ia duga sebelumnya, sebab sejak dulu ia selalu diajarkan untuk setia kawan kepada seluruh penghuni rumah. Tidak saling meninggalkan dalam kondisi dan situasi  apapun. 

Siapapun pasti kecewa, termasuk Andesit. Sejak kejadian itu, ia lebih senang menyendiri. Menghadapi dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia tidak lagi seperti sedia kala, orang yang dikenal terbuka. Kini ia menjadi pribadi yang tertutup dan sulit ditemui. Beberapa hari terakhir ia tidak lagi muncul di rumah itu. Katanya ia ingin pergi menenangkan diri. Namun hingga hari ini ia belum juga kembali.

Mungkinkah ia kembali setelah apa yang ia rasakan? Setelah perlakuan yang kurang menyenangkan ia terima? Mungkin! 

Mungkin juga Andesit telah mati dalam pengasingannya.

Sabtu, 09 Juli 2022

SUATU TEMPAT

Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang baru kau tapaki. 

Tempat yang tenteram dan damai, tanpa deru mesin yang bertikai. 

Tempat dimana kau bisa menghirup udara tanpa polusi, tanpa polisi kolusi. 

Rambutmu yang wangi pasti menari sebab angin bertiup sepoi-sepoi.
 
Disana, sesekali kabut menyelimuti orang-orang yang mencari ketenangan diri. Mungkin juga orang-orang yang sunyi dan sepi.

Belum sempat aku mengajakmu, kau memilih pergi. Iyap, lebih tepat lari dari apa yang telah kita sepakati.

Lagi, aku berjalan seorang diri!

Jumat, 08 Juli 2022

DALAM-AN BAWAKARAENG

Pernah suatu ketika saya mendaki salah satu gunung favorit di Sulawesi Selatan, namanya gunung Bawakaraeng. Bawakaraeng dalam bahasa Indonesia berarti mulut tuhan. Gunung ini memiliki 13 pos dengan ketinggian 2830 MDPL. Biasanya orang-orang akan camp di pos 10 karena dekat dengan puncak. Sementara pos 11-13 merupakan jalur lintas menuju gunung lompobattang. 

Di puncak sumber air cukup terbatas. Jika beruntung, maka sumur yang berada di puncak akan terisi. Jika kering, maka pilihannya adalah turun ke pos 9 atau pos 11 untuk mengambil air.

Pada saat itu saya memilih untuk ke pos 11 karena merasa lebih dekat daripada turun ke pos 9. Hari itu saya sedikit kecewa, bukan karena di pos 11 kering. Melainkan, disana saya menjumpai celana dalam (CD) yang berserakan. Bisa tertebak, ini adalah milik orang-orang yang sudah berada diujung tanduk, penuh keringat dingin menahan hajat. Barangkali ada beberapa yang tersisa disitu dan tak ingin ia cuci untuk dibawa pulang. Langkah jitunya yah dibuang, mungkin biar tidak ketahuan haha! Meski tidak berada di jalur air, tapi bagi saya cukup meresahkan.

Malam tiba, kejadian itu saya ceritakan kepada kawan dan kami sepakat untuk kembali ke pos 11 sebelum turun gunung.

Hasilnya tak terduga, satu plastik sampah ukuran sedang terisi penuh dengan berbagai macam merk, motif, dan warna dalaman. 

Sangat disayangkan masih banyak orang yang meninggalkan sampah di tempat yang mereka anggap indah dan menakjubkan. Padahal, kita tidak boleh meninggalkan apapun kecuali jejak. Jejak yang dimaksud ialah bekas tapak kaki, bukan dalaman atau sampah-sampah yang lain.

Selasa, 05 Juli 2022

SELAMAT PAGI

Selamat pagi, mentari yang terbit di ufuk timur. 
Sinarmu, tak henti kuucap syukur.

Selamat pagi, deretan pegunungan yang tertata rapi. 
Tetaplah lestari.

Selamat pagi, burung-burung yang berkicau. 
Terbang tinggilah, jangan risau.

Selamat pagi kuucap kepada apa dan siapa saja yang kutemui. 
Sebab ia tak lagi bersamaku. 
Ia memilih untuk pergi.

Sabtu, 18 Juni 2022

CELOTEH

*Kaki akan terus melangkah ke tempat yang lebih jauh dan tinggi dari biasanya, hingga yang Esa memaksanya untuk berhenti.
[MT. Bawakaraeng, 8/2/2020]

*Percayalah, tidak ada kemenangan yang diraih sendiri. Selalu ada tangan yang mengulur dan do'a yang mengalir tanpa kita sadari.
[Topejawa, 1/05/2020]

*Jikalau aku menghilang, sejatinya aku berada di dalam rimbunnya pepohonan, dibalik hamparan bukit yang megah atau di tepi danau yang menawan. Jikalau kau tak kunjung menemukanku, percayalah, aku telah berada di tempat yang paling tenang dan abadi.
[Takalar, 31/12/2020]

*Dingin dan gelap menjadi hal yang menakutkan jika hanya berdiam diri. Bukankah kita bisa bergerak dan membuat api agar kondisi lebih hangat dan terang?
[Biku, 11/5/2021]

*Aku tidak seperti apa yang kau harapkan. Sebab, aku berjalan seperti apa yang aku pikirkan!
[Ujung Jalan, 19/6/2021]

*Ia tersesat dibalik dingin dan gelapnya malam. Menjadi saksi meredamnya ego. Ketika pagi tiba, ia menemukan keindahan dan kebersamaan!
[Bulu' Saraung, 30/7/2021]

*Kehidupan itu keras dik. Jangan berleha-leha. Jika tidak kerja keras dan cerdas, maka kita akan selalu berada di bawah dan dipandang sebelah mata.
[Topejawa, 31/7/2021]

*KEPALA?
Ialah pemikir, ialah pekerja.
Ia yang menggerakkan dari atas hingga ke bawah. Ia pula yang terakhir tidur dan bangun lebih awal dari yang lain!
[BSO RA Wajo, 19/8/2021]

*Ia hampir saja kembali keabadian. Langit menangis diselimuti kabut. Doa-doalah yang membuatnya bertahan!
[MT. Lompobattang, 26/8/2021]

*Duduk bersama lebih baik daripada harus menyerap satu persatu buah kepala seseorang.
[Garda, 2/9/2021]

*Dalam organisasi, kecewa ialah suatu keniscayaan. Mundur bukan langkah seorang ksatria dalam menyikapinya. Ia tidak lebih dari seorang pecundang!
[Garda, 4/10/2021]

*Mawar, harum nan indah. Namun berduri. Aku takut memetiknya.
[Garda, 21/10/2021]

*Itu salah! 
Karena kita sadar bahwa itu salah, dan tidak melakukan apa-apa, itu juga kesalahan. Jadi siapa yg salah?
[FIS, 1/11/2021]

*Sebelumnya, kepala yg menjadi faktor penghambat sehingga sampai ujung kaki tidak bergerak. 
Kini kepala yg selalu berpikir, hampir setiap saat. Namun kaki masih saja sulit bergerak. 
Apa yg salah? 
Barangkali kepala ini kurang bersujud!
[Garda, 19/11/2021]

*Kepada kabut, terimalah persembahan ini. Jiwa yang perlahan sepi.  Larutkan ia dalam dinginmu, belai dengan kesegaran dan sejukmu, agar ia mampu terus melangkah maju.
[Malino, 29/12/2021]

*Ternyata betul kata Fiersa Besari, kita terlalu terburu-buru untuk mencapai titik tuju sampai lupa antara. Antara itu menyenangkan dan mengenyangkan bung!
[Perjalanan, 16/2/2022]

*Untuk dering handphone yang kesekian kali. Kuputuskan untuk mengangkatnya. Aku pulang, ibu!
[Perjalanan, 17/4/2022]

*Tempatkan hatimu pada hati dengan rasa yang sama. Sebab jika tidak, kau akan tiba pada sakit yang kesekian kali.
[Garda, 20/4/2022]

*Cinta itu boleh seorang diri. Namun akan lebih baik jika ia timbal balik. Sebab jika tidak, akan ada hati yang tersakiti.
[Garda, 1/5/2022]

*Pinrang ketika sedang mati lampu setelah hujan. Kususuri sepanjang jalan yang gelap, berlubang (semua) dan licin. Sedikit kendaraan berlalu lalang. Tapi seolah kudengar teriakan jutaan pengendara yang menuntut perbaikan.
[Pinrang, 16/5/2022]

*Beberapa orang bertahan bukan karena cinta, tapi dipaksa oleh keadaan!
[Garda, 21/5/2022]

*Gunakan nalar sebaik-baiknya. Kemudian lihat realita yang terjadi. Jika sejalan, maka itulah yang sering kita sebut kebenaran!
[Topejawa, 22/5/2022]

*Setiap orang datang dan pergi. Namun, kadang kita lupa bahwa ada antara dikedua kata itu. Sisa kita memilih untuk mengisinya dengan kata apa? Menetap misalnya! Atau membiarkan antara begitu saja, datang dan pergi.
[Ruang Imaji, 23/5/2022]

*Saya orang pertama. Kamu orang kedua. Tidak ada orang ketiga. Tapi urutan itu yang memaksa kita seperti ini. Nikmati saja, sedikit lagi!
[Ruang Imaji, 6/6/2022]

*Pagi tiba dan kau masih sibuk memikirkan malam. Malam cukup jadi kenangan dan pembelajaran. Jemput pagi, jadikan ia berarti!
[Ruang Imaji, 18/6/2022]

*Semua orang punya mimpi. Satu, dua, bahkan lebih dari itu. Tidak semua bisa diwujudkan. Bahkan beberapa mimpi harus direlakan demi mimpi yang lain.
[Ruang Imaji, 28/6/2022]

*Selalu ada kesempatan kedua untuk mengulang cerita yang sama, yaitu luka.
[Takalar, 1/7/2022]

*Kita pandai berpura-pura, menyembunyikan luka dibalik tawa. Sebab, tak ingin dianggap rapuh. Padahal diam-diam saling merindu.
[Ruang Imaji, 16/7/2023]

*Orang-orang telah jauh melangkah. Sementara kau masih berdiam diri seolah kehilangan arah. Bangun dan bergeraklah, sebab pasrah bukan jalan keluar dari suatu masalah!
[Ruang Imaji, 24/4/2023]

Senin, 23 Mei 2022

KILAS BALIK

Bangkitmu tidak terarah. Ia ada sekadar kata, tidak merubah apa-apa. Jayamu hanya angan belaka.
Warnamu tidak lagi biru. Kadang hijau, hitam, dan orange. Perpaduan ketiganya membuatmu abu-abu.

Berapa banyak lagi orang yang mesti dikorbankan untuk merawat perpecahan dan dendam masa lalu? Tercapaikah tujuan jika terus menerus seperti itu? Atau justru perpecahan sengaja dipupuk untuk kepentingan tertentu?

Ketika serupa sibuk kolaborasi, kau memilih menyendiri. Yah, lebih tepat berdiam diri. Sembari mencaci sesuatu yang tidak kau ketahui.

#24/5/22

Minggu, 20 Maret 2022

PIKIRKU


Ketika mata berlinang jingga, kau datang bak rembulan memberi titik terang dan secercah harapan. Menghapus kisah kelam yang mengekang.

Kupikir hadirmu akan merubah keadaan dan membuat segalanya menjadi menyenangkan.

Kupikir kau akan menjadi benteng ketika gundah menyerang.

Kupikir kau akan menjadi pedang yang menghunus segala cemas tentang perihnya perpisahan.

Kupikir, itu hanya sekadar harap dan pikiranku.

Jikalau aku menghilang, sejatinya aku berada di dalam rimbunnya pepohonan, dibalik hamparan bukit yang megah atau di tepi danau yang menawan.

Jikalau kau tak kunjung menemukanku,
Percayalah...
Aku telah berada ditempat yang paling tenang dan abadi.

Makassar, 17 Maret 2022

Selasa, 08 Maret 2022

ORKESTRASI PERAMPASAN RUANG HIDUP

Diskusi yang dilaksanakan oleh kawan-kawan BEM FIS-H UNM kolaborasi dengan HIMA PPKn FIS-H UNM cukup membuka pandangan saya terkait bagaimana kemudian negara mempertontonkan perampasan ruang hidup, hampir di seluruh penjuru negeri. Tentu saja rakyat tidak tinggal diam, menjadi suatu kewajiban untuk melakukan perlawanan dan mempertahankan ruang hidupnya. Misalnya penggusuran masyarakat pesisir pantai merpati bulukumba, bara-baraya, tambang andesit di Wadas, tambang di Parigi Moutong yang menelan korban jiwa, dll.

Negara sebagai overhead (penguasa), merepresif rakyatnya yang tidak sejalan, melalui aparat negara. Maka wajar jika setiap hari kita mendengar dan memperoleh informasi terkait TNI-POLRI yang bersitegang dengan warga. Ujung-ujungnya ialah kriminalisasi.

Negara tentu punya itikad baik dalam perencanaannya, namun seringkali khilaf dalam pelaksanaannya. Perampasan yang dilakukan dengan dalih pembangunan untuk kepentingan rakyat, perlu dipertanyakan rakyat yang mana? Tidak mungkin mereka yang dirampas ruang hidupnya tanpa diberi kompensasi atau relokasi agar dapat kembali hidup dengan layak.

Beberapa perampasan ruang hidup yang terjadi tidak terlepas dari adanya percepatan proyek pembangunan strategis nasional. Proyek strategis nasional (PSN) adalah proyek-proyek infrastruktur Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dianggap strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah. Landasan hukum PSN adalah Peraturan Presiden No 3 Tahun 2016 yang berturut-turut diubah dengan Peraturan Presiden No 58 Tahun 2017, Peraturan Presiden No 56 Tahun 2018, dan Peraturan Presiden No 109 Tahun 2020. Anehnya, pada pasal 19 (2) PP tersebut berbunyi "Dalam hal lokasi Proyek Strategis Nasional tidak sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Detil Tata Ruang Daerah, atau Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan secara teknis tidak dimungkinkan untuk dipindahkan dari lokasi yang direncanakan, dapat dilakukan penyesuaian tata ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penataan ruang". Artinya, ketika ada aturan yang bertentangan dengan PSN, maka dimungkinkan untuk dirubah aturan tersebut.

Bagi saya, pasal tersebut bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 33 (3) "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat." Jika kita telisik frasa RAKYAT dalam pasal tersebut, bagi pemerintah tentu tidak bertentangan. Namun perlu dipertegas RAKYAT mana yang dimaksud? Sudah pasti bukan rakyat yang dirampas ruang hidupnya. Melainkan rakyat yang memiliki modal dan kekuasaan.

Olehnya itu sebagai seorang mahasiswa, hendaknya kita sama-sama mengedukasi pemuda, buruh, tani, nelayan, dan siapapun yang dirampas ruang hidupnya untuk bersatu dan bergerak bersama tanpa ada sekat dan membawa ego sektoral.

Selasa, 01 Maret 2022

NAMAMU!

Untukmu perempuan yang membuatku kagum dan jatuh hati. Mohon maaf karena terlalu lancang mencintaimu. 

"

Dari kejauhan, dalam diam kunikmati tawa dan senyummu. Ada harapan dan semangat bersemayam disana.

"

Setiap lembar buku yang kubaca, seolah ada halaman yang hilang dan itu kutemukan dalam dirimu.

"

Aku lupa, entah ajakan keberapa yang mesti dibatalkan karena padatnya agenda masing-masing. Kita terlalu sibuk memikirkan orang lain, hingga abai dengan diri sendiri.

"

Aku tidak tahu, apakah masih punya kekuatan untuk bertahan dan keberanian untuk terus mencintaimu.

"

Malam ini, kepingan itu kukumpalkan menjadi satu. Ia menjelma api keberanian yang tak mampu dipadamkan.

"

Kuucap, aku mencintaimu! 

Makassar, 02 Maret 2022